Berjutapena.or.id,- Secara kajian bahasa, akar kata dari العِيْدُ adalah العَوْدُ yang artinya kembali. Ini memberi pengertian bahwa mengapa dinamakan Idul Fitri atau pun Idul Adha karena keduanya sama-sama dilaksanakan setiap tahun sekali. Baik Idul Fitri atau Idul Adha disyariatkan pada tahun ke-2 setelah Nabi Muhammad Hijah ke Madinah (Yatsrib). Idul Fitri disebut juga sebagai Id Al-Asghar sedangkan Idul Adha disebut juga sebagai Id Al-Akbar. Salah satu yang membedakan dari dua hari raya tersebut adalah adanya kurban ( penyembelihan hewan). Saya rasa itulah mengapa Idul Adha disebut juga sebagai Id Al-Akbar.
Mengenai dua hari raya itu ada Sunnah Nabi yang bisa kita lakukan. Sunnah yang dimaksud adalah sebelum salat Idul Fitri dilaksanakan, kita disunnahkan makan terlebih dahulu. Berbeda dengan Idul Adha yakni, kita disunnahkan agar tidak makan apapun terlebih dahulu hingga selesai salat Id.
Ada sebagian daerah yang masih keliru dalam mempraktikkan Sunnah tersebut. Anggapannya, berhubung telah tuntas 30 hari bulan puasa maka, merasa perlu untuk tidak makan hingga selesai salat Id. Saya rasa anggapan itu benar adanya, melainkan bukan pada tempatnya. Yang tepat adalah saat Idul Fitri disunnahkan makan apapun sebelum salat Id, sedangkan saat Idul Adha disunnahkan tidak makan hingga selesai salat Id. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi:
قُلْتُ: وَيَأْكُلُ فِى عِيْدِ الْفِطْرِ قَبْلَ الصَّلَاةِ وَيُمْسِكُ فِى الْأَضْحَى
Artinya: “Aku berkata: sebelum salat Idul Fitri hendaklah makan terlebih dahulu. Dan menahan tidak makan hingga salat Iduladha selesai dilaksanakan”
Setidaknya ada dua alasan atas kesunnahan tersebut. Pertama, saat Idul Fitri disunnahkan makan karena untuk membedakan antara bulan Ramadlan yang diharamkan bagi kita untuk makan dengan hari Idul Fitri yang tidak diharamkan lagi. Artinya, keharaman itu tidak berlaku lagi. Kedua, untuk mengetahui tentang penghapusan hukum haram perihal makan sebelum salat Idul Fitri. Perlu diketahui, periode awal Islam, makan sebelum salat Idul Fitri diharamkan sedangkan Idul Adha tidak demikian. Inilah mengapa kemudian muncul kesunnahan makan sebelum salat Idul Fitri dan Sunnah tidak makan hingga selesai salat Idul Adha.
Demikian penjelasan tentang Sunnah Nabi sebelum pelaksanaan salat Id. Keterangan di atas dapat dirujuk dalam kitab Mughni Al-Muhtaj dan I’anah Al-Tholibin. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lamu.
Penulis : Rekan Firman
Leave a Reply