Ajaran Tasawuf Ketika Mimpi Buruk

Ilustrasi : Pexels.com
Ilustrasi : Pexels.com

Berjutapena.or.id,- Di Yunani, mitos merupakan faktor pertama akan lahirnya filsafat. dengan Banyaknya mitos itu orang-orang Yunani membandingkan dan mencocokkan dengan mitos lainnya melalui fikiran yang logis. Adanya mitos itu juga menjadi jawaban sementara atas kebingungan mereka tentang alam. Semisal: Dari mana asal dunia kita? Apa sebab matahari terbit kemudian terbenam?

Saat saya kecil, selalu didoktrin ketika mimpi buruk segera bangun dan meludah ke samping kiri. Bahkan mimpi buruk itu jangan sampai diceritakan kepada orang lain, karena dikhawatirkan jika diceritakan akan jadi kenyataan. Awalnya, doktrinan itu saya anggap sebagai mitos yang menyebar dikalangan masyarakat. Ternyata, ketika saya menemukan data tentang meludah saat mimpi buruk, ini merupakan ajaran tasawuf. Berikut penjelasannya:

وإذا رأيت في منامك ما يسوؤك فتعوذ بالله من الشر واتفل عن يسارك ثلاثا وتحول إلى جنبك الآخر, ولا تحدث بها أحدا فإنها لا تضرك

Berdasarkan teks di atas, ketika mengalami mimpi buruk hendaknya melakukan beberapa hal. Pertama, membaca taawwudz. Kedua, berludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan pindah posisi tidur. Ketiga, jangan menceritakan mimpi buruknya kepada orang lain dan yakinlah bahwa mimpi itu tidak akan berpengaruh apapun kepada dunia nyata.

Dalam keseharian kita mungkin banyak hal-hal yang kita anggap sebagai mitos, padahal tidak. Biarkanlah mitos itu ada dan jangan dihilangkan, karena siapa tahu dikemudian hari mitos itu berubah menjadi logos. Artinya, bukan lagi menjadi mitos, melainkan menjadi sebuah ajaran ilmu pengetahuan. yang Jelas, meludah ke kiri saat mimpi buruk dan tidak menceritakannya bukanlah mitos, melainkan termasuk ajaran tasawuf.

Demikian penjelasan tentang ajaran tasawuf. Penjelasan ini dapat dirujuk dalam kitab Risalah al-Mu’awanah karya Habib Abdillah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad al-Hadromi dan buku Sejarah Filsafat Yunani karya Kees Bertens.

 

Editor : Rekanita Lilik