NU seperti Damar Kambang dan Tongkat Nabi Musa

Kyai Azaim & Gus Yahya saat Keluar dari Aula P2S3 (BP/Istimewa)
Kyai Azaim & Gus Yahya saat Keluar dari Aula P2S3 (BP/Istimewa)

berjutapena.or.id,- Dalam pembukaan Halaqoh Fiqih Peradaban jilid II yang diadakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Rabu (04/10/2023) di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo (P2S3), K.H.R. Ahmad Azaim Ibrahimy dan K.H. Yahya Cholill Staquf mengibaratkan NU seperti Damar Kambang dan Tongkat Nabi Musa .

Kiai Azaim, sapaan akrabnya, menceritakan tentang kisah K.H.R. As’ad Syamsul Arifin.

“Kiai As’ad seringkali memanggil untuk kompolan (istilah untuk menghadiri majelis beliau) dan sifatnya insidental. Kompolan ini adalah media beliau untuk membuka wacana, wawasan para santri membaca fenomena. Hingga pada suatu ketika Kiai As’ad menyampaikan pesannya, “Cong, suatu saat nanti Nahdlatul Ulama akan menjadi Damar Kambang (semacam tradisi di Madura, biasa pengantin baru di malam pertama menyalakan Damar Kambang). Kalau kemudian Damar Kambang ini terus menyala, (itu pertanda, red) harapan bahwa pernikahannya terus langgeng”,” tutur Kiai Azaim.

“Tentu Damar Kambang dalam makna lainnya adalah inspirasi. Nah, ketika NU dengan khidmatnya, dengan umat ini, dengan bangsa ini, menjadi inspirasi dunia, sudah saatnya kita menyiapkan diri. Setidaknya memantaskan diri untuk menjadi sumber referensi dunia tentang ide Damar Kambang,” jelas pengasuh P2S3 itu.

Selain itu Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, dalam keynote speaknya menjelaskan isyarah ayat tentang tongkat Nabi Musa.

“Ketika Kiai As’ad diutus Kiai Cholil untuk mengantarkan tongkat kepada Kiai Hasyim dengan isyarat ayat yang menjelaskan tongkat Nabi Musa, isyarat itu sebenarnya adalah cita-cita Nahdlatul Ulama (NU) yang seolah-olah bermakna, dirikanlah NU dan jadikan NU sebagai tongkatnya dunia Islam sebagaimana tongkatnya Nabi Musa,” terangnya.

“Kita tidak boleh berhenti berjuang agar NU ini menjadi tongkat Musa dalam Dunia Islam,” harap ketua umum PBNU.

Hadir pula dalam pembukaan acara tersebut K.H. Afifuddin Muhajir Wakil Rais Aam PBNU, ketua LAKPESDAM PBNU, ketua RMI PBNU, dan Segenap jajaran PBNU.

 

Editor : Rekan Basori

Muhammad Robet Asraria Soma
Santri Tulen