Kaderisasi Zamani dan Makani

Ilustrasi by AI
Ilustrasi by AI

berjutapena.or.id,- Rasulullah saw, mengajarkan kepada kita untuk selalu berusaha menjadi generasi khairu ummah, menjadi umat terbaik. Sebagaimana yang terkandung dalam Surat Al Imron Ayat 10, yang menegaskan bahwa kita sebagai umat Nabi Muhammad merupakan umat terbaik yang akan selalu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah terhadap kemungkaran serta beriman kepada Allah swt. Sehingga dalam hal ini kita diharuskan untuk saling berbuat kebaikan dan saling mengingatkan.

Hal ini selaras dalam tujuan Kaderisasi, dengan berbagai dimensinya. Kaderisasi menuntut kita untuk saling membantu sesama umat islam agar bisa menjadi generasi khairu ummah. Meski tujuan utamanya adalah untuk melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi di masa mendatang.

Membahas tetang kaderisasi, dilansir dari fibes.id, dikatakan bahwa Kaderisasi adalah jawaban dari proses manusia dalam menuju kesempurnaan. Sementara itu pengkaderan didalam Kamus besar bahasa indonesia dapat diartikan sebagai suatu proses, cara mendidik atau membentuk seorang menjadi kader. Itu lah mengapa Kaderisasi atau Pengkaderan itu penting untuk membentuk karakter pada diri seorang kader.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Kaderisasi adalah Jantung organisasi”. Selayaknya jantung yang berperan penting dalam organ tubuh manusia, kaderisasi juga sangat penting untuk menjadi acuan keberlanjutan suatu organisasi. Kaderisasi dalam lingkup Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama sendiri telah diterapkan dengan amat efesien. Sebab Kaderisasi yang diterapkan meliputi Kaderisasi Formal, Non Formal dan Informal.

Meskipun demikian ketiga konsep kaderisasi yang diterapkan IPNU IPPNU tidak semuanya mampu dan sesuai dengan realita dilapagan. Dalam hal ini diperlukan adanya kesadaran atas pentingnya memahami kondisi dan situasi didaerah sekitar. Sehingga konsepsi Kaderisasi zamani dan makani, yakni kaderisasi yang dapat menyesuaikan tempat dan waktu adalah solusi untuk bisa menerapkan sistem kaderisasi yang tepat.

Sebut saja sistem kaderisasi jadul dalam sebuah organisasi terkadang berbau kekerasan atau bisa disebut perpeloncoan. Sistem ini sudah tidak layak untuk diterapkan dimasa saat ini. Berbanding terbalik dengan sistem pengkaderan yang ada di Situbondo. PC IPNU IPPNU Situbondo yang mulanya hanya tersebar di daerah timur mampu dengan pesat menyebar luas melalui sistem pengkaderan non formal. Yakni dengan membangun jaringan terhadap berbagai kalangan lalu mengajak Ngopi serta memperkenalkan IPNU IPPNU.

Sebab mayoritas pemuda pemudi di Situbondo itu lebih senang untuk berbincang santai dicafe, dibanding acara resmi digedung besar. Langkah selanjutnya yang diterapkan adalah pengayoman serta mengedukasi untuk melaksanakan kaderisasi formal. Dengan tetap melaksanakan berbagai kaderisasi informal.

Dalam mengadakan kaderisasi informal, PC IPNU IPPNU Situbondo selalu melihat potensi dan kebutuhan para kader. Semisal minimnya literasi, maka dalam hal ini diadakanlah Ngopi Literasi. Tak hanya itu, untuk terus mengikuti perkembangan zaman. PC IPNU IPPNU Situbondo juga memfasilitasi  para kader yang minat dalam dunia esport misalnya, maupun dalam mengembangkan sosial media.

Kembali ketopik awal bahwa Kaderisasi sebagai tombak untuk membentuk karakter kader. Maka sudah seharusnya sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama, melalui pendekatan pengkaderan non formal, IPNU IPPNU harus mampu melestarikan amaliyah-amaliyah NU. Pembentukan karakter dalam IPNU IPPNU bukan hanya sebatas untuk melanjutkan estafet kepengurusan semata, tetapi juga  untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan baginda Nabi. Yakni mencetak generasi khairu ummah.

Akhiran, kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah Kaderisasi sebagai cikal bakal pembentukan karakter kader maka sudah harusnya mampu menyesuaikan situasi dan kondisi tanpa meninggalkan amaliyah dan budaya baik yang tidak keluar dari syariat. Dengan Kaderisasi semacam ini, IPNU IPPNU diharap mampu mencetak kader atau generasi yang terbaik. Wallahu a’lam.

Muhammad Robet Asraria Soma
Santri Tulen