Meraba Amanat Bung Karno

Ilustrasi Soekarno
Ilustrasi Soekarno

berjutapena.or.id,- Presiden pertama Indonesia pernah berteriak secara lantang “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Perkataan Bung Karno itu sangat relevan dengan saat ini yang merupakan momen ‘Hari Pahlawan Nasional’. Mereka—para pahlawan—memiliki jejak hidup yang sangat penting bagi generasi setelahnya. Bahkan, perjuangan mereka bukan semata-mata dalam kurun waktu 10-20 tahun, melainkan untuk kurun waktu yang tak terbatas, yang dalam kacamata ekonomi disebut ‘investasi jangka panjang’.

Berkaitan dengan Hari Pahlawan, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh generasi setelahnya. Mungkin yang paling penting adalah meneladani jasa-jasa mereka yang telah berjuang mati-matian demi mempertahankan negeri ini. Selain itu, bagi umat Islam khususnya, mendoakan para pahlawan supaya jerih-payahnya menjadi tambahan amal ibadah bagi mereka semua.

Juga tidak kalah pentingnya, kita harus memahami isi di balik perkataan Bung Karno di atas. Kira-kira beliau bilang seperti itu apa maksudnya dan mengapa beliau bicara secara tegas perihal sejarah? Tulisan ini akan membahas atau meraba pemahaman dari ucapan Bung Karno.

Saya rasa, Bung Karno bilang seperti itu untuk memberi pelajaran kepada kita bahwa sejarah sangatlah penting dan berperan aktif terhadap kehidupan setelahnya. Tidak bisa kita bayangkan bagaimana kondisi negeri ini jika tidak ada orang seperti Bung Tomo, K.H. Hasyim Asy’ari, K.H.R. As’ad Syamsul Arifin, dan pahlawan nasional yang lain. Lebih dari itu, menurut saya, beliau juga telah memprediksi akan kemajuan zaman ini dan sejarah akan cenderung dikesampingkan. Jujur saya sendiri lebih condong kepada hal-hal yang baru ketimbang hal-hal klasik.

Johann Friedch Herbart (1839) menegaskan bahwa setiap kesan-kesan yang baru akan memunculkan sebuah kesadaran pada diri manusia yang juga baru. Berdasarkan teori itu jika dikontekstualisasikan, manusia mayoritas pasti akan cenderung kepada hal-hal yang baru daripada hal-hal yang klasik. Dengan kata lain, prediksi Bung Karno—bahwa sejarah kelak akan dikesampingkan—sangat tepat. Itulah mengapa kemudian beliau secara tegas dan lantang bilang “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”.

Sekurang-kurangnya ada dua poin yang dapat disimpulkan. Pertama, sejarah berperan aktif terhadap generasi seterusnya. Kedua, dengan berkembangnya zaman—khususnya media sosial—sejarah memiliki potensi besar untuk dikesampingkan atau bisa jadi ditinggalkan. Allahu A’lamu.

 

Editor : Rekan Basori