berjutapena.or.id,- Ahmad Muhsin, Instruktur Nasional Pertama dari Situbondo, Menegaskan Komitmen dalam Kaderisasi IPN
Ahmad Muhsin mencatat sejarah sebagai instruktur nasional pertama dari Situbondo dalam Latihan Instruktur Nasional (Latinnas) yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) pada Rabu hingga Sabtu (17-20/7/2024). Acara yang berlangsung di Balai Diklat Keagamaan Jakarta ini diikuti oleh peserta dari berbagai Pengurus Wilayah (PW) IPNU di seluruh Indonesia dalam rangka memperkuat jaringan kaderisasi IPNU secara nasional.
Rekan Muhsin, yang juga demisioner ketua PC IPNU Situbondo, mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian ini. Ia berharap pencapaian ini akan menjadi sinyal bagi lahirnya lebih banyak instruktur nasional dari Situbondo di masa depan.
“Saya bersyukur karena diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam kaderisasi IPNU. Pencapaian ini menandakan bahwa formula kaderisasi di Situbondo berhasil,” ujarnya.
Selama mengikuti Latinnas 2024, Ahmad Muhsin merasakan antusiasme yang besar karena peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, membuat forum kaya dengan perspektif baru. Forum ini diisi oleh narasumber penting dalam sejarah kaderisasi IPNU yang memberikan sanad kaderisasi.
“Saya menikmati setiap dinamika Latinnas dan tidak merasa ada tantangan berarti,” ungkapnya.
Dorongan utama Rekan Muhsin untuk berpartisipasi dalam Latinnas datang dari anak-anak PC IPNU-IPPNU Situbondo yang masih dalam proses kaderisasi. Meskipun sudah demisioner, ia merasa bertanggungjawab untuk terus berbagi ilmu dan pengalaman kepada kader-kader muda.
“Saya harus terus berproses demi anak-anak di Situbondo,” tegasnya.
Selain itu, amanah yang diberikan oleh PW IPNU Jawa Timur juga menjadi motivasi penting baginya untuk memberikan yang terbaik dalam setiap tahap kaderisasi.
Setelah berhasil menjadi Instruktur Nasional, Ahmad Muhsin menerima tugas baru sebagai instruktur di Kegiatan Latihan Instruktur I (Latin I) yang diselenggarakan oleh PW IPNU Lampung pada Kamis (29/8/2024) hingga Ahad (1/9/2024). Sebelumnya, sahabat karibnya, Wahyu Agung Nur Baitullah, yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Asembagus, membantu mengantar Rekan Muhsin ke halte bus untuk perjalanan tugasnya ke Lampung.
Namun, pada hari Sabtu (31/8/2024), di tengah pelaksanaan tugas sebagai instruktur Latin I, ia menerima kabar duka yang mendalam: Wahyu Agung Nur Baitullah, sahabat dekatnya, telah meninggal dunia. Kepergian almarhum adalah pukulan berat bagi Rekan Muhsin, terutama mengingat kedekatan mereka dan bantuan yang diberikan almarhum sebelum keberangkatannya.
Rekan Muhsin merasa sangat sedih karena tidak dapat hadir untuk mengantar sahabatnya ke peristirahatan terakhir. Meskipun dipenuhi kesedihan, ia tetap profesional menjalankan tugas kaderisasi hingga penutupan Latin I PW IPNU Lampung. Kesedihannya mencapai puncak setelah acara berakhir, saat ia harus kembali ke ruang instruktur dan tak kuasa menahan air mata.
“Saya menangis sambil melipat baju, air mata saya sulit dibendung,” kenangnya.
Kisah Ahmad Muhsin sebagai instruktur nasional IPNU pertama dari Situbondo merupakan inspirasi bagi banyak kader lainnya. Kesuksesan yang ia raih tidak lepas dari komitmen, kerja keras, dan pengorbanan, bahkan di tengah kondisi duka. Dedikasinya dalam kaderisasi IPNU menunjukkan bahwa semangat pengabdian tak mengenal batas, bahkan saat menghadapi kesulitan pribadi.
Pewarta : Rekan Kholil
Leave a Reply