Jejak Pengabdian Wahyu Agung : Ikhlas dalam Mengabdi, Tegas dalam Bertugas

berjutapena.or.id,- Wahyu Agung Nur Baitullah, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Asembagus, wafat pada 31 Agustus 2024, namun dedikasinya terhadap organisasi IPNU tidak berhenti di sana. Setelah kepergiannya, Wahyu Agung diberikan penghargaan istimewa dengan terpilih menjadi peserta kehormatan dalam Latin II PW IPNU Jawa Timur. Penghargaan ini menjadi tanda pengakuan atas pengabdian dan kontribusi almarhum yang luar biasa dalam kaderisasi di IPNU, terutama di wilayah Situbondo. Kamis, (5/9/2024)

Iqbal Hamdan Habibi, Ketua Kaderisasi PP IPNU, mengungkapkan rasa kehilangan mendalam atas wafatnya Wahyu Agung.

“Sebagai ketua kaderisasi PP IPNU, tentu merasa kehilangan atas wafatnya Rekan Agung. Saat saya masih mengabdi sebagai Wakil Ketua Bidang Kaderisasi PW IPNU Jawa Timur, beberapa kali saya ke Situbondo dan Rekan Agung adalah salah seorang yang terlihat akan semangat kaderisasinya,” ujar Mas Iqbal, sapaan akrabnya.

Wahyu Agung dikenal sebagai sosok yang gigih dalam memajukan kaderisasi, terutama di PAC Asembagus dan PC Situbondo. Iqbal mengakui bahwa kemajuan signifikan yang terjadi di PC IPNU IPPNU Situbondo tidak terlepas dari kontribusi Wahyu Agung.

“Saya amati dan menjadi fakta bahwa perkembangan PC IPNU IPPNU Situbondo pada posisi trend yang baik. Ini tidak lepas dari banyaknya faktor pendukung, dan kader seperti Rekan Agung adalah salah satunya. Semangat berbenah PC IPNU IPPNU Situbondo ia bawa dan ‘digetok-tularkan’ sampai daerah kecamatannya. Sehingga PAC IPNU IPPNU Asembagus pun menjadi salah satu PAC yang dinilai baik di Situbondo,” tambah Iqbal.

Lebih jauh, Iqbal menjelaskan bahwa Wahyu Agung benar-benar menghayati trilogi IPNU: belajar, berjuang, dan bertakwa.

“Trilogi belajar, berjuang, dan bertakwa saya rasa bukan hanya sekadar slogan yang digaungkan dalam pose foto atau video. Itu adalah karakter kader IPNU yang perlu diejawantahkan dengan arif dan bijaksana. Rasa mau belajar, tidak lelah berjuang, dan tanpa pamrih dalam mengabdi sebagai wujud ketakwaan rupanya telah dilakukan oleh Rekan Agung selama ini, baik skala PAC sampai dengan PC-nya,” jelas Iqbal.

Sebagai bukti dari dedikasi Wahyu Agung, Iqbal menyebutkan bahwa ia telah mendaftarkan diri sebagai peserta Latin II Jawa Timur, meskipun juga bertindak sebagai salah satu pionir utama kepanitiaan lokal.

“Saya mendengar kabar saat koordinasi Latin II Jatim, Rekan Agung telah mendaftarkan diri sebagai peserta. Padahal yang kami tahu, Rekan Agung juga menjadi salah satu ‘pionir’ utama kepanitiaan lokal pelaksanaan pelatihan tersebut. Sekali lagi, kita perlu lebih banyak kader dengan karakter dan kegigihan seperti Rekan Agung,” kata Iqbal.

Keputusan untuk menetapkan Wahyu Agung sebagai peserta kehormatan Latin II bukan tanpa alasan. Iqbal Hamdan Habibi sendiri yang mengusulkan Wahyu Agung sebagai peserta kehormatan.

“Peserta kehormatan pada dasarnya saya yang mengusulkan kepada panitia Latin II, khususnya Tim Kaderisasi PW IPNU Jawa Timur. Saya teringat almarhum Rekan Asmoro memiliki kisah yang hampir mirip dengan Rekan Agung,” ungkap Iqbal.

“Apa yang membuat saya merasa Rekan Agung pantas mendapatkan kehormatan tersebut adalah karena kaderisasi telah kehilangan sosok yang ikhlas dalam mengabdi, dan tegas dalam bertugas.”

Kepergian Wahyu Agung tidak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga meninggalkan warisan berharga bagi kaderisasi IPNU di Situbondo dan sekitarnya. Dedikasinya dalam memajukan organisasi akan terus menjadi inspirasi bagi generasi kader berikutnya.

Pewarta : Rekan Kholil