Babak Akhir Latin II: Pengukuhan Alm. Wahyu Agung Sebagai Instruktur Kehormatan

 

berjutapena.or.id,- Kegiatan Latihan Instruktur (Latin) II Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur yang berakhir pada 14 September 2024 dini hari, tepat pukul 03.00 WIB, ditutup dengan penuh haru melalui prosesi pengukuhan almarhum Wahyu Agung Nur Baitullah sebagai Instruktur Kehormatan. Acara ini berlangsung dalam suasana yang begitu khidmat, dengan peserta, panitia, dan instruktur membentuk lingkaran sambil memegang lilin menyala. Di tengah-tengah lingkaran, sebuah kursi kosong telah disiapkan, di atasnya terletak foto almarhum Wahyu Agung, dikelilingi taburan bunga mawar merah sebagai simbol penghormatan terakhir. Senin, (16/09/2024)

Ahmad Muhsin, Demisioner Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU Situbondo yang saat ini sebagai Instruktur Nasional Pimpinan Pusat (PP) IPNU, memimpin jalannya acara dengan memberikan kata-kata pembuka. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa IPNU dan IPPNU mengukur pengabdian anggotanya bukan dari seberapa pintar atau hebat mereka di dalam organisasi, tetapi dari seberapa ikhlas perjuangan mereka untuk Nahdlatul Ulama (NU).

“Agung telah mendedikasikan seluruh waktu, tenaga, finansial, bahkan nyawanya untuk perjuangan di IPNU,” ujar Ahmad Muhsin dengan suara yang mulai serak menahan tangis. Kalimat tersebut menggetarkan suasana, membuat isak tangis semakin terdengar dari para hadirin. Ia menambahkan, “Kehilangan rekan Agung adalah kehilangan terbesar dalam kaderisasi di Jawa Timur. Perjuangannya yang ikhlas dan penuh dedikasi telah memberikan teladan bagi kita semua.”

Momen puncak yang paling menyentuh adalah ketika peserta, panitia, dan instruktur satu per satu memasuki prosesi penghormatan terakhir, menaburkan bunga di depan foto almarhum Wahyu Agung. Setiap taburan bunga seolah membawa doa, kenangan, dan cinta yang mendalam. Suasana semakin haru saat tidak ada satu pun di antara peserta yang mampu menahan air mata. Seluruh ruangan dipenuhi isak tangis, mengiringi perpisahan terakhir untuk seorang kader yang telah memberikan segalanya.

Dalam wawancara online dengan M. Fakhrul Irfan Syah, Ketua PW IPNU Jawa Timur, mengenai keputusan mengukuhkan almarhum Wahyu Agung sebagai Instruktur Kehormatan LATIN II, beliau menyatakan, “Menurut saya secara pribadi, almarhum memang sangat pantas. Karena beliau sudah mempraktikkan secara langsung, bukan hanya teori, bahwa mencintai perjuangan di Nahdlatul Ulama melalui IPNU dilakukan hingga akhir hayat. Kita sering berbicara tentang pentingnya berkorban untuk organisasi, tetapi almarhum telah membuktikan hal tersebut dengan tindakan nyata. Ini adalah teladan nyata bagi kita semua.”

M. Avini Maulaya, Ketua PC IPNU Situbondo, juga memberikan sambutan, “Banyak hal yang telah dipersiapkan oleh rekan Agung untuk kegiatan Latin II di Situbondo ini. Selama menjalankan tugasnya, beliau selalu mampu mengayomi dan merawat kader-kader dengan baik.”

Ia melanjutkan, “Kehilangan rekan Agung adalah kehilangan yang sangat berat. Saya sangat menghargai perjuangan dan pengorbanannya. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah dan beliau ditempatkan di derajat yang paling tinggi di sisi-Nya.”

 

Foto bersama pasca-pengukuhan. (BP/Istimewa)

 

Prosesi ini bukan hanya sekadar penghormatan terakhir, tetapi juga sebuah pengingat bagi seluruh kader IPNU bahwa pengabdian yang tulus dan tanpa pamrih akan selalu dikenang dan dihargai, seperti yang telah ditunjukkan oleh Wahyu Agung Nur Baitullah. Sosoknya akan selalu menjadi inspirasi bagi mereka yang berjuang demi organisasi dan NU. (Lil)

 

Pewarta : M. Kholilur Rahman