berjutapena.or.id, – Situbondo, Departemen Kaderisasi Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Situbondo kembali menggelar acara Pekan Untuk Sharing Rangkaian Kaderisasi (Push Rank) yang telah memasuki edisi kedelapan pada Kamis, (03/10/24). Acara yang bertempat di Basecamp PC IPNU IPPNU Situbondo ini menjadi kesempatan penting bagi para kader untuk memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan mengenai proses kaderisasi dalam organisasi, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas dan kapasitas kepemimpinan para kader muda.
Pada kesempatan kali ini Rekan Ahmad Muhsin, Instruktur Nasional Pimpinan Pusat (PP) IPNU menyampaikan berbagai materi strategis terkait kaderisasi, termasuk pendekatan manajemen organisasi yang didasarkan pada analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan pentingnya membangun sistem kaderisasi yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa segala fenomena organisasi bisa ditelusuri dari akar rumput, dengan mengidentifikasi peran berbagai tingkatan dalam organisasi.
Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan organisasi adalah kemampuan untuk membangun sistem yang kokoh. “Sistem tidak bisa diwariskan, tapi harus dibangun. Yang bisa diwariskan hanyalah kebijakan,” ujar Ahmad Muhsin yang juga merupakan Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi Pimpinan Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur itu. Dia juga menegaskan bahwa selama fase peralihan kepemimpinan, penting bagi setiap pemimpin untuk membangun sistem yang baik agar penerusnya bisa menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan secara optimal.
Dalam diskusi, Rekan Muhsin sapaan akrabnya juga menyampaikan konsep personal SWOT analysis, di mana setiap individu diajak untuk melakukan introspeksi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mereka miliki. Proses ini bertujuan untuk membantu kader dalam mengenal diri sendiri lebih baik, sehingga dapat mengoptimalkan potensi mereka di berbagai bidang.
Lebih lanjut, ia menguraikan teori dari Imam Ghazali tentang empat tipe manusia berdasarkan tingkat pengetahuan mereka: dari mereka yang tahu dan sadar akan ilmunya hingga mereka yang tidak tahu dan tidak sadar akan ketidaktahuan mereka. Teori ini diangkat sebagai cermin bagi para kader untuk merenung dan mengevaluasi di mana mereka berada dalam proses pengembangan diri dan kapasitas intelektual.
Selain materi tersebut, Rekan Muhsin yang juga merupakan Pembina PC IPNU Situbondo juga menekankan pentingnya literasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk literasi numerik dan informasi. Penurunan kualitas literasi numerik, menurutnya, dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam problem solving, baik dalam konteks organisasi maupun kehidupan sehari-hari. Tanpa literasi yang baik, kemampuan kader dalam menganalisis data, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah akan terhambat, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan organisasi.
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta yang hadir. Selama acara berlangsung, para kader aktif berdiskusi dan berbagi pandangan tentang tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses kaderisasi. Ahmad Muhsin juga mengajak mereka untuk membangun prinsip pengembangan diri yang berkelanjutan, dengan fokus menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
Leave a Reply