berjutapena.or.id, – Situbondo, Kepergian Wahyu Agung Nur Baitullah, Wakil Ketua 2 Bidang Kaderisasi PC IPNU Situbondo, sejak 31 Agustus 2024, meninggalkan luka mendalam bagi seluruh kader organisasi. Sudah 25 hari berlalu sejak wafatnya Agung, namun dampaknya masih sangat dirasakan, terutama dalam hal kaderisasi yang merupakan salah satu pilar utama IPNU.
Ketua PC IPNU Situbondo, Ahmad Avini Maulaya, mengungkapkan betapa besarnya peran Agung dalam membantu kelancaran kaderisasi. Ahmad Avini bahkan mengibaratkan dirinya seperti “tangan kiri yang hilang” setelah kehilangan Agung.
“Selama tiga hari setelah Agung meninggal, saya menangis. Kehilangan sosoknya benar-benar menyulitkan saya. Agung sangat membantu dalam mengurus kaderisasi, terutama saat saya sibuk dengan tugas-tugas lain demi kepentingan IPNU. Kehadirannya ibarat tangan kiri yang membantu saya menstabilkan arah organisasi ini. Kini, setelah kepergiannya, saya merasa seperti seorang pengemudi yang kehilangan salah satu tangannya, membuat laju kendaraan sulit untuk kembali stabil seperti sebelumnya,” ujarnya dengan penuh haru saat diwawancarai pada Rabu, (25/09/24).
Orang nomor satu di PC IPNU Situbondo itu juga menjelaskan, selama Agung masih hidup, ia tidak hanya mengelola kaderisasi dengan baik, tetapi juga menjadi sosok yang mengayomi para kader, memastikan mereka mendapatkan bimbingan dan perhatian yang cukup. Tanpa kehadirannya, PC IPNU Situbondo kini menghadapi tantangan besar untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas kaderisasi yang sudah berjalan.
Wahyu Agung Nur Baitullah akan selalu dikenang sebagai tokoh yang memberikan dedikasi besar bagi PC IPNU Situbondo, khususnya dalam membangun kaderisasi yang kokoh dan berkelanjutan.
Pewarta : Rekan Kholil
Leave a Reply