berjutapena.or.id,- Situbondo, Nyai Sari As’adiyah, istri dari Pengasuh Keempat Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, menegaskan bahwa berita yang menyebutkan seorang tokoh bernama “Gus Zizan” sebagai cucu pendiri pesantren adalah hoaks. Berita tersebut, yang diunggah oleh SukabumiUpdate.com, menyatakan bahwa “Gus Zizan” adalah cucu Kyai Ahmad Syifa’ yang disebut-sebut sebagai pendiri pesantren, dan dikaitkan dengan pernikahan dengan seorang influencer muda. Nyai Sari langsung memberikan klarifikasi bahwa informasi ini sepenuhnya salah. Rabu, (09/10/2024)
Dalam pernyataannya, Nyai Sari menjelaskan bahwa pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo adalah KHR. Syamsul Arifin dan KHR. As’ad Syamsul Arifin, bukan Kyai Ahmad Syifa’ seperti yang disebutkan dalam berita tersebut. Selain itu, tidak ada sosok bernama “Gus Zizan” dalam silsilah keluarga besar pesantren.
“Salah alamat! Di pesantren kami tidak ada yang namanya Gus Zizan. Pendiri pesantren ini adalah KHR. Syamsul Arifin dan KHR. As’ad Syamsul Arifin, bukan Kyai Ahmad Syifa’ seperti yang disebutkan dalam berita tersebut,” tegas Nyai Sari.
Melalui akun Instagram pribadinya, Nyai Sari juga aktif menanggapi penyebaran berita palsu ini. Dalam story Instagramnya, ia secara langsung menandai beberapa media yang turut menyebarkan informasi tidak benar, meminta mereka untuk segera melakukan klarifikasi dan mencabut berita tersebut.
Selain itu, dalam caption story WhatsApp Lora H. Ach. Fadhail, SH., Rektor Universitas Ibrahimy, Pondok Pesanteren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, memperingatkan masyarakat tentang bahaya penyebaran berita tanpa verifikasi sumber, dengan pernyataan: “Bagian dari hoax adalah mengutip berita dari sumber tidak valid. Di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo tidak ada pendiri dan cucu sebagaimana berita yang masif beredar.”
Nyai Sari, yang juga merupakan cucu dari Pahlawan Nasional KHR. Syamsul Arifin dan KHR. As’ad Syamsul Arifin, menekankan agar media lebih berhati-hati dalam memverifikasi sumber berita sebelum menyebarkannya kepada publik. Kesalahan informasi seperti ini dapat menimbulkan kebingungan dan keresahan di tengah masyarakat. (Lil)
Leave a Reply